Senin, 28 Februari 2011

BAYU PERDANA

Feb 2011

Jam masih menunjukan 7.00 pagi ketika sandra sampai dikantor, kantor masih terlihat amat lenggang. Jam masuk dikantornya adalah jam 8.30, jadi pada jam segini hanya ada para Office boy yang sedang sibuk bersih-bersih dan menyediakan minum untuk para karyawan.

Sandra memulai ritual hariannya ketika tiba dikantor, masuk kedalam ruangannya, meletakkan tas yang dia bawa, Kemudian menyalakan laptop yang sudah ada diatas meja. Kemudian ia akan meminum sedikit teh yang sudah di sediakan untuknya. Selanjutnya ia akan melangkah keluar menuju musola kantornya untuk melaksanakan sholat dhuha.

Sholat dhuha sudah dilakukannya, sandra akan kembali ke ruangannya. Sign in ke dalam laptopnya, hal pertama yang ia buka adalah outlook, terlihat daftar email2 yang ia terima di dalam inbox. Rata-rata emailnya berasal dari para kliennya. Ia mulai membaca mail nya satu persatu, dan langsung menjawabnya jika ia tidak perlu melakukan pengecekan dahulu.

Sandra adalah salah satu manager di salah satu perusahaan IT ternama di jakarta, pekerjaan ini sudah ia lakoni selama 20 tahun, dan ia menyukai pekerjaannya.

Kantor sudah mulai ramai, sandra dapat melihatnya dari jendela kaca ruangannya yang langsung menghadap meja2 karyawannya.Ia melanjutkan lagi kesibukannya, ada beberapa email penawaran barang yg ia terima dan itu dia abaikan, ia berhenti memutar mousenya ketika membaca salah satu subject mail yang ia terima ditambah lagi nama si pengirim.

Dibukanya cepat-cepat email tersebut :

Subject : I Dont Know
from  : Bayu Perdana Pasto
Hai...
saya tidak tahu harus memulai dari mana, terus terang saya amat sangat bingung ketika akan menulis surat ini.  Dan saya juga bingung harus memulai dari mana.
Mungkin ibu bertanya-tanya alasan apa saya menulis surat ke ibu, karena kita tidak saling mengenal. Saya menulis surat ini atas desakan sahabat saya. Saya sudah menonton tanyangan ibu di suatu acara di TV Indo. Di tanyangan itu ibu mencari anak ibu yang sudah 15 tahun menghilang. Ada beberapa kemiripan dari cerita ibu dengan kehidupan saya, nama saya Bayu Perdana pasto, Pasto adalah nama ayah saya, ibu saya meninggal ketika umur saya 4 tahun (itu menurut pengakuan ayah saya). Saya tidak mempunyai foto ibu saya, karena menurut ayah saya foto-foto itu tidak sengaja terbakar. Menurut saya hal itu biasa saja, bukan kah ada banyak nama yg sama di dunia ini, tapi foto yang ibu tampilkan di acara itu yang membuat teman saya yakin kalo kita ada hubungan, foto itu sama dengan foto yang saya punya. Saya tidak sengaja menemukan foto itu di buku catatan ayah saya. Saya lampirkan juga foto yang saya maksud.

Sandra cepat-cepat mendownload foto yang dikirim email tsb, setelah menyimpannya di Destop Laptopnya sandra dapat melihat foto itu, dalam foto itu ada gambar laki2 dan perempuan dewasa dan seorang anak laki-laki, usianya kira2 3 tahunan. Ia mengenal laki-laki itu, dia adalah suami yg membawa pergi anaknya dan wanita disebelahnya adalah gambar dirinya 15 tahun yang lalu, anak kecil itu adalah Bayu Perdana anak yang iya cari2.

Sandra menangis, ini bukan pertama kali ada orang yang mengirimkan surat yang mengaku anak kandungnya. Setelah dirinya ada dalam tanyangan salah satu TV swasta yang menceritakan kedukaan dia yang kehilangan anak dan tetap masih mencari. Sudah ratusan email, telp yang iya terima dan semua nya tidak bisa membuktikan bahwa mereka adalah bagian dari jiwa sandra yang hilang.

Hal itu sangat wajar, siapa yang tidak mengenal sandra. Seorang yang sukses dibidangnya, bukan kah akan sangat menyenangkan dapat menjadi bagian dari diri sandra. Dalam hal materi ia amat sangat berkecukupan. Tinggal di kawasan elite yang ada di jakarta. Apapun bisa dipenuhi seorang Sandra.

Tapi surat ini beda, ia kirim juga gambar dirinya ketika masih bahagia bersama keluarga kecilnya, dan gambar itu dia tidak ia miliki karena diambil dari kamera yang dimiliki suaminya, sebulan sebelum kejadian yang menyedihkan itu terjadi.
Dipandanginya kembali foto yang ada pada layar laptopnya, dipandangi foto anak kecil didalamnya, BAYU PERDANA, di sentuhnya pipi anak itu. Air matanya kembali mengalir.

April  1996

Sandra dan Pasto, suaminya berpamitan pada malaikat kecilnya, mereka akan berangkat ke kantor. Kebetulan kantor mereka berdekatan sehingga memungkinkan mereka untuk berangkat bersama.

Mobil yang dikendarai membelah jalan raya, sebagai hiburan selama diperjalanan mereka mendengarkan siaran radio. Saat ini sedang membahas perselingkuhan yang ada pada rumah tangga. Ada pertanyaan yang di ajukan si penyiar, pertanyaan nya adalah : apa yang akan dilakukan jika pasangan anda selingkuh...

Ada beberapa jawaban dari pendengar radio tersebut, sandra tertawa-tawa mendengar jawabannya karena menurut sandra jawabannya agak berbahaya. salah satu pendengar mengatakan "  Saya akan mengambil dompet suami saya, kemudian saya akan menggantikan baju suami saya dengan baju yang amat norak"
"
pasto yang ada disampingnya hanya tersenyum kecil, dia memang tipikal orang yg jarang tertawa terbahak2. Kemudian sandra mengatakan kepada Pasto
"Kalo suami saya selingkuh, saya tidak akan mempertemukan anak saya dengan dirinya" mendengar perkataan sandra pasto kembali tersenyum kecut. Sandra sangat tahu kalo Pasto teramat menyangi anak mereka, BAYU PERDANA dan Sandra amat sangat yakin Pasto tidak akan menghianati dirinya dengan berselingkuh. Sandra yakin jika Pasto amat mencintainya.

"Darl (darling), aku serius loh, kalo kamu selingkuh aku ngga akan ijinin kamu ketemua BAyu" Semyum kecut kembali hadir di wajah Pasto

"Ngapain lagi selingkuh, satu aja ngga habis.." balas Paasto, Sandra hanya tersenyum mendengar jawaban suaminya, dalam hati dia yg amini nya. Semoga hanya ada dia dan anak dalam hidup Pasto

"Nanti malam aku pulang malam ya Han(Hanny)...Ada meeting dengan teman, membahas rencana reuni nanti"

sandra mengangguk, pasto terlibat dengan acara reuni sekolah SMA nya yang akan diadakan Juli nanti, dia adalah salah satu panitia di acara itu.

Tanpa terasa mereka sudah tiba di depan kantor Sandra, setelah mengecup pipi suaminya Sandra turun dari mobil, mereka berpisah sini. Sandra melangkah masuk ke dalam gedung tempatnya bekerja dan memulai kembali rutinitasnya sebagai karyawan.

ketika makan siang, Sandra mendapat telp dari ibunya. Ibunya meminta ijin kepadanya untuk membawa Bayu ke rumah saudara sepupunya karena ada acara ulang tahun anaknya ,kemungkinan bayu akan diantar kembali malam, karena acara tersebut mulainya setelah magrib. Sandra tidak keberatan, hal ini sering dilakukan, BAYU pasti senang bertemu saudara-saudara sebayanya.

Hari ini berarti Sandra akan sendiri malam ini, karena Pasto akan pulang malam begitu juga BAYU. ketika jam pulang kantor datang dan semua tugas kantor untuk hari ini sudah diselesaikannya, Sandra meluncur keluar. Tujuannya hari ini adalah ke Pondok Indah Mall, Tidak lama setelah ibunya menelpon sahabat sekolahnya mengajak bertemu. Dari pada bengong dirumah, akhirnya Sandra memutuskan untuk menerima ajakan temannya.

Azan magrib berkumandang, ketika Sandra sampai Pondok Indah Mall, ia memutuskan untuk langsung ke musola Mall untuk melaksanakan sholat magrib. Kewajiban dijalankan dulu, kalo sudah sholat tidak ada lagi hutang yang harus dijalankan.

Selesai sholat Sandra tidak langsung menuju tempat dimana ia dan teman2nya sepakati untuk bertemu, dari phonesell nya temannya mengabarkan ia akan telat

Diputuskan untuk melihat-lihat apa yang ditawarkan Mall yang didatanginya. Langkahnya terhenti didepan sebuah cafe, dia merasa mengenal salah satu pengunjung disana. Untuk memastikan penglihatannya tidak salah Sandra memutuskan untuk masuk ke dalam cafe tersebut. Dia duduk tidak jauh dari targetnya, tapi posisinya tersembunyi dari targetnya.

Pasto, pengunjung yang dia kenal itu tak lain adalah suaminya, lelaki yang sudah di nikahinya selama 5 tahun. Pasto duduk bersama seorang wanita, usianya sepertinya lebih muda dari sandra. mereka duduk amat dekat dan sangat akrab. Tadi pagi pasto ijin untuk rapat dengan teman2nya. Apakah ini teman yang dimaksud pasto, kemanakah teman2 yang lain? apakah mereka juga telat seperti teman2nya tadi, Sandra berusaha untuk berfikiran positif, dia berharap apa yang dipikirkannya benar.

Akhirnya sandra memutuskan untuk mendatangin PAsto, ia tidak mau hati2 terus bertanya2 dan terus berfikir yang tidak2.

"Hai.." Sandra menyapa pasto, melihat Sandra datang Pasto sangat kaget sekali, ia tidak menyangka akan menemuai Sandra di sini. Ia bertanya sedang apa istrinya disini, jarak PIM sudirman amat jauh apalagi dari kediaman mereka di BEKASI, kemungkinan kecil istrinya bisa sampai sini. pasto bangun dari duduknya. terlihat kegugupan pada wajahnya. Sandra bisa melihat kegugupan itu.

"wah rapatnya sekarang di PIM ya, aku pikir di Plaza Indonesia tempat biasa kamu rapat" Sandra tersenyum pada teman wanita pasto, teman wanitanya bingung melihat gelagat Pasto.

"Ini teman kuliah kamu, baru kali ini ya ikutan rapat reuni? kenalkan nama saya Sandra, Istri pasto" Sandra mengulurkan tangannya ke teman wanita pasto, sang wanita menyambutnya dengan kebingungan. Setiap pulang rapat panitia reuni Sandra selalu berrtanya siapa saja pesertanya, dari cerita pasto yang ikut rapat adalah teman2 Pasto yang dia kenal

"Han, ngapain kamu disini? kok ngga kasih tau aku kalo kesini?" Pasto sudah dapat mengusai keadaan dia kembali duduk, posisi nya digeser supaya lebih dekat dengan Sandra. Sandra duduk dikursi dekat pasto, sedangkan kawan wanita pasto masih bingung, dia masih belum mengerti apa yang terjadi. Dia mengenal pasto sebagai lelaki single, sekarang ada wanita datang mengakku istrinya.

"Ngga sengaja sih, aku janjian sama Dewiq n Mona, males pulang cepet. Kamu kan pulang malam, tadi Bayu di jemput mama ke rumah kak ratih, Dion ultah. Jadi aku males sendirian dirumah so ajakan mrk aku terima. Eh kok tumben sih rapatnya di sini, ngga kasih tau aku kalo kamu kesini, kan kita bisa pulang bareng nanti. Jadi Dewiq ngga perlu anterin aku lagi"

"O iya, kok temennya ngga dikenalin ke aku sih?" pasto tergagap ia hampir lupa mengenalkan teman wanitanya dengan Sandra.

" O iya, Sandra ini Widya, widya ini sandra " Sandra mengangguk kepada widya. Ponsel sandra berbunyi, ternyata dewiq temannya mengabarkan dia sudah sampai cafe tmpt mereka bertemu.

"Darl, aku pindah dulu yak, temen2 dah dtng. Kamu selesai jam brp? aku ikut kamu aja yak pulangnya? " sandra bangun dari duduknya, kemudian berjalan menuju cafe dimana dwqiq n mona sudah menunggunya.


Sandra lebih banyak diam dan tersenyum saja mendengar celoteh teman2nya. Ia masih dibayangi pertemuannya dengan Pasto tadi, ada yang tidak biasa. Mengapa Pasto gugup bertemu dengannya tadi, dan sepertinya ada yang di sembunyikan. 


Dewiq menyadari perubahan Sandra, mereka bertiga memang ramai jika bertemua. Dewiq menyadari perubahan sandra.


"Kenapa sih loe, dari tadi bengong aja? ada yang dipikirin? cerita aja sama kita2. Sapa tau kita bisa bantu" tawar dewiq ke Sandra. Sandra hanya tersenyum, ia bimbang, apakah ia harus menceritakan peristiwa tadi ke mereka. Persahabatan mereka bertiga memang suda lama, sejak mereka kuliah 10 tahun yang lalu. Mereka sering curhat satu sama lain. 


"Ngga, aku lagi mikirin Bayu, rewel ngga ya.." 


"Sandra, kayak kamu baru aja ninggalin bayu sama eyangnya. Ya udah kalo ngga mo cerita ngga apa2. Kamu tau kan kapan aja kamu mo cerita kita selalu siap dengerin. Aduh dah jam 9 mlm nih, kita harus pulang" Dewiq melihat jam tangannya

"Yuk san, dah jam 9 nih, nti kemaleman kita sampe rumah. Sesuai janjia g tadi. Elo g antar sampai rumah loe" setelah berpamitan kepada mona, sandra dan dewiq melangkah menuju tempat parkir. Untuk sampai ke tempat mobil dewiq di parkirkan, mereka harus turun 2 lantai. Untuk mempercepat sampai tujuan mereka memutuskan untuk lewat eskalator. Sepanjang jalan Sandra berusaha untuk menghubungi Pasto, tetapi tidak pernah ada jawaban, sandra bimbang apakah akan menunggu Pasto atau tetap pulang bersama dewiq.

sandra masih sibuk menghubungi Pasto. dewiq menghentikan langkahnya, dia melhat pemandangan yang tidak biasa, dilihatnya Pasto suami Sandra sedang berjalan dari arah depan mendatangi mereka, Pasto tidak sendiri. Dia berjalan dengan seorang wanita. Pasto mengandeng tangan wanita itu. Sepertinya mereka tidak sadar jika ada Sandra didepannya. Dewiq membelokan langkahnya.

"Kita lewat sebelah sana saja, lebih dekat menuju parkir" Sandra mengikuti dewiq. Ia berhenti menghubungi Pasto, akhirnya memutuskan untuk ikut dengan dewiq. Sandra bersyukur belum membatalkannya.

[Bersambung....]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar